MELANCONG TANPA BEBAN

Banyak pelancong membawa barang bawaan yang berlebih sewaktu melancong. Mereka membawa sepatu, pakaian, dan barang lebih dari yang mereka butuhkan. Mereka berpikir, "Lebih baik saya membawa semua yang diperlukan karena nantinya saya tidak dapat pulang lagi untuk mengambilnya." Padahal, beban mereka akan berkurang jika mereka bertanya, "Seberapa banyak barang yang dapat saya tinggal?" Akibatnya, mereka sibuk membawa barang yang lebih berat daripada semestinya. Sebagian orang bahkan membeli banyak barang baru saat melancong itu sehingga harus meninggalkan sebagian milik mereka sendiri di hotel.

Kita cenderung mengumpulkan terlalu banyak harta dalam perjalanan hidup kita. Kita terpengaruh oleh iklan-iklan yang mendorong kita untuk membeli barang-barang yang "tanpanya kita tidak dapat hidup". Akibatnya, kita membeli lebih, dan lebih banyak barang lagi.

Orang kaya dalam perumpamaan Yesus (Lukas 12:13-21) mungkin telah memimpikan semua barang bagus yang dapat diperoleh karena hasil panennya berlimpah. Ia mengatakan akan mendirikan lumbung yang lebih besar, dan menghabiskan waktu untuk makan, minum, dan bersenang-senang. Namun, TUHAN berfirman kepadanya, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?" (Lukas 12:20).

Prinsipnya jelas: jadilah "kaya di hadapan TUHAN", bukan kaya harta (Lukas 12:21). Di samping itu, Anda harus juga meninggalkan semua itu jika tiba waktunya untuk pulang ke Rumah yang kekal.

-Memiliki KRISTUS adalah sumber kekayaan yang kekal-

No comments:

Post a Comment

Popular Posts