Namun terjadi perbedaan
yang jelas dalam babak akhir kehidupan keduanya. Petrus berakhir dalam
kemegahan bersama Kristus, sedangkan Yudas nasibnya berakhir penuh tragis-bunuh
diri dalam kehinaan. Kematian Yudas merupakan kisah bunuh diri yang paling
dramatis dalam Alkitab. Yudas merupakan satu-satunya pengikut yang berakhir
dengan bunuh diri karena penyesalan akan perbuatannya.
Pertanyaannya adalah
apakah Petrus lebih baik dari Yudas? Tidak!
Petrus tidak lebih baik dari Yudas. Petrus tidak jauh berbeda dengan Yudas. Petrus pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali dihadapan orang banyak.
Petrus tidak lebih baik dari Yudas. Petrus tidak jauh berbeda dengan Yudas. Petrus pernah menyangkal Yesus sampai tiga kali dihadapan orang banyak.
Perbedaan besar
antara Petrus dan Yudas adalah bahwa Petrus mau datang kembali kepada Yesus dan
memohon pengampunan atas kesalahannya. Petrus mau menyesali semua dosa-dosanya
dihadapan Yesus.
Sedangkan kesalahan
terbesar Yudas bukan pada dosanya mengkhianati Yesus, tetapi karena
kesalahannya tidak mau datang dibawah kaki salib Yesus dan memohon pengampunan.
Yudas hanya mengikuti
keinginanya sendiri. Ia membuat keputusan pendek atas dirinya dan tidak mau
berbalik memohon pengampunan. Ia mati tanpa mendapatkan pengampunan.
Banyak dari kita
hidup seperti Yudas. Ketika kita membuat kesalahan dan jatuh kedalam dosa, kita
terus mempertahankan kesalahan itu dan membuat keputusan pendek, seolah-olah
tak ada jalan lain terbuka bagi kita.
Padahal Allah dalam
Yesus adalah Allah yang penuh pengampunan. Allah yang tidak membalas kita
setimpal dengan dengan kejahatan kita, tetapi Ia bersedia mengampuni dosa-dosa
kita bila kita mau datang kembali kepadaNya.
Petrus merupakan
contoh orang yang mau meninggalkan masa lalu, tidak mau hidup dalam penyesalan.
Petrus mahu memohon pengampunan dan menerima hidup baru dalam Kristus, hidup
yang penuh sukacita karena diampuni dan dibebaskan. Sedangkan Yudas terus
mempertahankan penyesalan itu sampai kepada kematiaannya.
Begitu juga dengan
kita, bila kita mau menyerahkan kehidupan lama kita kepada Tuhan dan memohon
Tuhan mengatur kembali kehidupan kita, maka Ia akan memberikan kehidupan baru kepada
kita. Ia akan memberikan langit baru dan bumi baru kepada kita.
Dalam Yesus tercermin
pengampunan Allah yang maha agung, kasih yang tak berkesudahan. Oleh karena
itu, jangan ragu berbalik kepada Yesus dan menyesali segala perbuatan kita
serta memohon pengampunan.
~Robin Maramat, M.C.S~
No comments:
Post a Comment