![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-4krVY3QYwnXXNtHGyGP_tBI-EH8AKfRjaJsfAm6lYs7YZGnXTggHJTKfRRNqf2pv47LQoKa7X4NxvMx4Y0NHMhwKZ-41IZnFBkl8BA3DSwkyqryMLPNrrR-oqkVUxcFlKIhyphenhyphenGu-WSjY/s400/images5555.jpg)
Kita cenderung mengumpulkan terlalu banyak harta dalam perjalanan hidup kita. Kita terpengaruh oleh iklan-iklan yang mendorong kita untuk membeli barang-barang yang "tanpanya kita tidak dapat hidup". Akibatnya, kita membeli lebih, dan lebih banyak barang lagi.
Orang kaya dalam perumpamaan Yesus (Lukas 12:13-21) mungkin telah memimpikan semua barang bagus yang dapat diperoleh karena hasil panennya berlimpah. Ia mengatakan akan mendirikan lumbung yang lebih besar, dan menghabiskan waktu untuk makan, minum, dan bersenang-senang. Namun, TUHAN berfirman kepadanya, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?" (Lukas 12:20).
Prinsipnya jelas: jadilah "kaya di hadapan TUHAN", bukan kaya harta (Lukas 12:21). Di samping itu, Anda harus juga meninggalkan semua itu jika tiba waktunya untuk pulang ke Rumah yang kekal.
-Memiliki KRISTUS adalah sumber kekayaan yang kekal-