Menjadi seorang pengajar salah satunya akan
berbicara mengenai soal identitas. Perilaku seorang pengajar akan diperhatikan
24 jam. Bukan mudah! Soalnya kalau bukan kekuatan dari Tuhan, pasti seorang
pengajar firman Tuhan juga akan terjatuh ke dalam percobaan yang berat sama
seperti juga seorang Gembala atau Pastor dalam Gereja.
Begitu juga
apa yang berlaku kepada Paulus, identitas Paulus yang kuat, berakar di dalam
Allah. Allah yang membuat dia menjadi rasul Allah, Allah pula yang
memperlengkapi dia dengan perlengkapan rasul dan Allah yang mengirim dia dari
satu tempat ke satu tempat. Allah menjadikan Paulus ibu dan ayah dalam iman
bagi jemaat yang dilayaninya. Tuduhan dari dunia tidak menggoyahkan
kenyakinannya bahkan segala pujian dan kekaguman dari gereja tidak mengubah
kenyataan bahawa Paulus menerima pedoman identitasnya dari Allah dan bukan dari
dunia atau dari gereja.
Bagi seorang Kristen, pertanyaan identitas jauh lebih bererti daripada masalah
psikologis. Jika perjuangan kita semata-mata karena kepentingan hilangnya
psikologis, maka jawabannya akan bersifat manusiawi dan akan berbentuk terapi
atau perasaan harga diri yang lebih tinggi. Namun begitu itu bukan jawapan yang
diciptakan oleh Allah dan diperbeharui oleh Kristus. Identitas kita harus
dipenuhi dengan isi kekristenan yang berakar didalam Kristus, dibentuk oleh
Kristus dan dikuatkan oleh Roh Kudus.
Bagi para gembala, pertanyaan identitas jauh lebih dalam dari model-model professional
atau adaptasi kebudayaan. Identitas kita, panggilan kita, misi kita dalam hidup
harus berpijak pada firman Tuhan dan dipenuhi dengan integritas teologis. Kita
harus belajar untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk dari Allah sebagaimana Dia
nyatakan didalam Kristus. Walaupun kebudayaan yang sedang berubah membentuk
bahagian penting dari formasi dan fungsi kita sebagai gembala, namun
petunjuk-petunjuk utama kita tidak boleh berasal dari kebudayaan. Jika
seandainya kekuatan kita datang dari sumber dunia ini saja, maka kita hanya
mendapatkan sumber daya manusia yang tidak lengkap. Gembala yang terbaik juga
pun harus menyedari bahawa jika kita tiba-tiba kita kehilangan kemampuan untuk
melayani, maka kekuatan kita boleh berhenti.
Allah ingin kita tahu bahawa pedoman-pedoman utama kita datang dari Dia.
Identitas kita didapatkan didalam AnakNya yang memanggil kita untuk
pelayananNya. Kita harus belajar untuk hidup dibawah senyuman Allah dan
kesuksesan harus datang dari identitas kita sebagai pelayan-pelayan Allah.
Kesulitannya adalah menjaga keseimbangan antara menemukan identitas kita dan
menyampaikan perintah-perintah Kristus dan mencintai orang-orang dan gereja
Kristus.
Berbalik kepada situasi Paulus yang sangat mendasar adalah bahawa dia milik
Kristus. Kristus, Allah, Gereja memanggil dia untuk sebuah pelayanan di mana
dia berdiri didalam gereja Kristus sebagai seorang gembala dan rasul. Semua
dilakukannya mengalir dari perasaannya yang dalam dibawah perintah-perintah
yang berasal dari Tuhan. Sedikit sebanyak diingatkan siapa diri saya
didalam Kristus dan harus tunduk kepada panggilanNya.
Saya merasa
semakin bebas dan perasaan saya semakin baik dari sebelumnya.
No comments:
Post a Comment