...JANGAN LEPASKAN; Generasi YESUS...



Buku rohani ilmiah telah siap sepunuhnya pada tanggal 31 Disember 2010.

Tajuk: Jangan lepaskan; Generasi Yesus.
[Suatu buku kesaksian dalam pelayanan muda-mudi]

Bahasa penghantar: Bahasa Malaysia.

Rujukan: Alkitab Indonesia, 2001

Harga Promosi: RM10/-

Maklumat lanjut:
berkat_syurgawi@yahoo.com
010 7929 333

KEM PERSAUDARAAN BELIA KRISTIAN 2010



Jumlah Peserta 120 orang.

Acara: Sedang berlangsung [5 Disember 2010]

WANG DAN WAKTU [Markus 12:17]



WANG DAN WAKTU
…Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar
dan kepada TUHAN apa yang wajib kamu berikan kepada TUHAN…
(Markus 12:17)

Selama kita menyoroti pusingan roda kehidupan kita dapat melalui pelbagai pengalaman yang mematangkan kita dalam segala sesuatu. Dalam beberapa hal, kita bisa terkejut saat menyadari bahwa wang dan waktu telah menjadi komoditas sangat penting sejauh ingatan manusia. Namun, keduanya juga menghadirkan satu dilema besar dalam hidup. Kita memanfaatkan waktu yang berharga untuk bekerja mencari wang, lalu menghabiskan wang kita untuk menikmati waktu bersuka ria. Kita jarang memiliki keduanya secara seimbang.

Sebaliknya, Tuhan tidak pernah dipusingkan oleh wang atau waktu. Ketika ditanya apakah membayar pajak kepada Kaisar itu sah menurut hukum, Yesus menjawab, “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Tuhan apa yang wajib kamu berikan kepada Tuhan!” (Markus 12:17). Meskipun kesibukan-Nya mengejar waktu, Yesus meluangkan waktu di pagi hari dan larut malam untuk berdoa, mencari dan melakukan kehendak Bapa-Nya.

Penulis himne Frances Havergal menulis:
Ambillah hidupku, dan biarlah Diabdikan kepada-Mu, Tuhan;
Ambillah waktu-waktu dan hari-hariku,
Biarlah mereka mengalir dalam pujian tanpa henti.
Ambillah perakku dan emasku, Tak sedikit pun akan kutahan;
Ambillah kepandaianku dan pakailah
Setiap kekuatan yang akan Kaupilih.

Kita dapat menyeimbangkan waktu dan wang dengan sebaik-baiknya jika kita mempersembahkan diri tanpa syarat kepada Tuhan.

PERGUNAKANLAH WAKTU DAN UANG DENGAN BIJAK

KEM PERSAUDARAAN BELIA KRISTIAN 2010



SPEAKER: Ps Peter De Run & Ps Gilbert Saranggi
ANJURAN BERSAMA: BELIA DARI ANGLICAN, EMANNUEL BAPTIST, INTER-POLY CHRISTIAN FELLOWSHIP & PRESBYTERIAN BORNEO

Fee: RM 15/-


Contact person: Bro Andy Duum 013 816 6033, Bro Jason William 016 859 8032,
Bro Dolley Christ 012 849 2673 & Bro Barnabas Teddy Segil 016 875 8788

LOG ON FACEBOOK/PAGE RABAN LASKAR MESSIAH

AKTIVITI SYURGAWI

















Hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya,
dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka [Wahyu 22:3-4]

Terkadang saya bertanya apa yang akan kita lakukan di surga. Apakah kita akan duduk di awan dan memetik harpa surgawi? Apakah kita akan terbang dengan sayap kain yang halus? Dalam penglihatannya, Yohanes menyaksikan tiga kegiatan di surga kelak.

Yang pertama adalah melayani (Wahyu 22:3). Mungkin kita akan menjelajah sudut dimensi raya yang tak terbatas. Apa pun pelayanan yang diperintahkan bagi kita, takkan ada rasa kekurangan, kelemahan, dan keletihan. Di surga kita akan memiliki pikiran dan tubuh yang setara dengan tugas yang dirancang bagi kita.

Aktiviti kedua adalah memandang: Kita akan "memandang wajah-Nya" (ayat 4). "Sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar" (1Korintus 13:12), tetapi di surga kita akan melihat wajah Juruselamat kita, dan kita "akan menjadi sama seperti Dia" (1Yohanes 3:2). Ini yang dimaksud dalam Wahyu 22:4, "Nama-Nya akan tertulis di dahi mereka." Nama TUHAN menyatakan kepribadian-Nya yang sempurna. Jadi, menyandang nama-Nya berarti menjadi seperti Dia. Di surga kita takkan bergumul dengan dosa lagi, tetapi akan mencerminkan keindahan dari kekudusan-Nya selamanya.

Yang terakhir adalah memerintah. Kita akan melayani Raja kita dengan memerintah dan bertakhta bersama Dia selama-lamanya (ayat 5).

Apakah yang akan kita lakukan di surga? Kita akan melayani TUHAN, memandang Juruselamat kita, dan memerintah bersama Dia selamanya.

MEREKA YANG MENGASIHI DAN MELAYANI TUHAN DI BUMI
JUGA AKAN MERASA SUKACITA DI SURGA

MELANCONG TANPA BEBAN

Banyak pelancong membawa barang bawaan yang berlebih sewaktu melancong. Mereka membawa sepatu, pakaian, dan barang lebih dari yang mereka butuhkan. Mereka berpikir, "Lebih baik saya membawa semua yang diperlukan karena nantinya saya tidak dapat pulang lagi untuk mengambilnya." Padahal, beban mereka akan berkurang jika mereka bertanya, "Seberapa banyak barang yang dapat saya tinggal?" Akibatnya, mereka sibuk membawa barang yang lebih berat daripada semestinya. Sebagian orang bahkan membeli banyak barang baru saat melancong itu sehingga harus meninggalkan sebagian milik mereka sendiri di hotel.

Kita cenderung mengumpulkan terlalu banyak harta dalam perjalanan hidup kita. Kita terpengaruh oleh iklan-iklan yang mendorong kita untuk membeli barang-barang yang "tanpanya kita tidak dapat hidup". Akibatnya, kita membeli lebih, dan lebih banyak barang lagi.

Orang kaya dalam perumpamaan Yesus (Lukas 12:13-21) mungkin telah memimpikan semua barang bagus yang dapat diperoleh karena hasil panennya berlimpah. Ia mengatakan akan mendirikan lumbung yang lebih besar, dan menghabiskan waktu untuk makan, minum, dan bersenang-senang. Namun, TUHAN berfirman kepadanya, "Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti?" (Lukas 12:20).

Prinsipnya jelas: jadilah "kaya di hadapan TUHAN", bukan kaya harta (Lukas 12:21). Di samping itu, Anda harus juga meninggalkan semua itu jika tiba waktunya untuk pulang ke Rumah yang kekal.

-Memiliki KRISTUS adalah sumber kekayaan yang kekal-

Mencari wajahNYA - Salam kemerdekakan.


Salam kemerdekaan!

‘Bulan Merdeka’ datang lagi, syabas buat Malaysia atas perayaan kemerdekaan ke 53 tahunnya yang akan di rayakan pada 31 Ogos ini. Seperti sebelumnya, lagu-lagu patriotism, bendera-bendera malah program-program memupuk semangat cintakan tanah air bakal meghiasi dunia kita. Banyak sekali hal yang membanggakan yang sudah dicapai oleh Negara dan bangsa kita sebagai Negara dan bangsa berdaulat.

Memetik firman Tuhan di dalam 2 Tawarikh 7:14…dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka. Ini merupakan janji Tuhan atas pemulihan bangsa dan Negara secara menyeluruh. Dan inilah JanjiNYA buat Malaysia dalam memasuki 53 tahun sebagai bansga yang bebas dan merdeka.

Di dalam ayat tersebut, marilah kita memerhatikan kepada lima (5) kunci utama iaitu; a) umatKu, yang atasnya namaKu disebut b) merendahkan diri c) Berdoa d) Mencari wajahKU e) berbalik dari jalan jahat. ATAU kesimpulan kita menyebut sebagai ‘Gereja-gereja Tuhan yang menyembahNya dalam Roh dan Kebenaran, yang tunduk kepada kehendak Tuhan, yang menaikkan seluruh permohonannya kepada Tuhan dan hidup di dalam kekudusanNya. Maka di saat itulah transformasi bagi Negara dan bangsa ini akan terjadi, kebangunan rohani akan mengambil tempat dan berkat Tuhan tercurah berlimpah atas Negara kita Malaysia.

Jadi sebagai gereja-gereja Tuhan, kita tidak hanya hadir di Negara ini sebagai wadah (tempat) untuk umat Kristian beribadah kepada penciptaNya tetapi kitalah saluran berkat dan mengembalikan kegemilangaNya yang hilang. Oleh sebab itu, bangkitlah menjadi terang, sebab kemuliaan Tuhan terbit atasmu. Jadilah saksi Tuhan di dalam kehidupanmu, pertuturanmu, tingkahlakumu, agar Malaysia melihat bahwa Tuhan kita adalah pemenang dan Raja yang memerdekakan.

OUR DEBTS HAVE BEEN CANCELLED [Luke 4:16-30]


Luke 4:19, "To proclaim the acceptable year of the Lord."

This scripture had been written prophetically by the prophet Isaiah about 650 years prior to this time. It was read in Jewish synagogues thousands of times. But the one this verse was speaking of had never spoken it before. With this pronouncement, Jesus began the year of Jubilee.

The Year of Jubilee was described in Leviticus 25. It was a year when everyone left their fields unworked and kept a sabbath unto the Lord. The Lord gave the people a miraculous provision the year before this jubilee started that sustained them for three years until their crops could once again be harvested.

This jubilee was different than the other sabbatical years in that every debt was cancelled. All property was returned to its original owner and anyone who had been sold into slavery was set free. It was a year of new beginnings.

Jesus proclaimed a spiritual jubilee. We now live in a time when all our debts to God have been cancelled and all the things the devil stole from us have been returned. Even our slavery to the devil has come to an end through the redemptive work of our Lord Jesus Christ. This is a time for rejoicing.

Jesus is our jubilee.

MEMPRAKTIKKAN KASIH



Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga (Matius 5:16)

Dalam bukunya Christian in the Marketplace, Bill Hybels mengatakan bahwa orang yang tidak beriman sering berkata, “Tunjukkan kepada saya” sebelum berkata, “Ceritakan kepada saya”.

Seorang pemuda bernama Wolfgang di Jerman yang menerapkan prinsip Hybel di lokasi bangunan tempat ia bekerja. Sebagai seorang percaya yang penuh semangat, Wolfgang selalu membaca Alkitab selama jam makan siangnya. Meskipun rakan-rakan sekerjanya mempersedakan, ia tetap membaca Alkitab setiap hari. Ia berdoa semata-mata agar menemukan cara untuk menunjukkan kasih Kristus kepada mereka.

Sepulang kerja pada malam hari, para pekerja selalu meninggalkan sepatu bot mereka yang berlumpur. Wolfgang pulang lebih lambat untuk membersihkan semua sepatu bot mereka. Mulanya mereka bingung, namun mereka segera sadar bahwa Wolfgang adalah satu-satunya orang di antara mereka yang bersedia melayani dengan rendah hati.

Akhirnya mereka tidak hanya menghormatinya, tetapi bahkan terkadang memintanya untuk membacakan Alkitab bagi mereka. Hanya kekekalan yang akan memperlihatkan pengaruh seutuhnya dari kehidupan Wolfgang yang bercahaya. Ketika menyaksikan perbuatan baik Wolfgang, mereka mulai mendengarkan Tuhan.

Yesus berkata, “Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Matius 5:16). Jika Anda rindu untuk membawa orang-orang di sekitar Anda kepada Yesus, pancarkan kasih-Nya dengan melakukan perbuatan demi memuliakan TUHAN semata.

KEHIDUPAN KRISTIANI ADALAH JENDELA
TEMPAT ORANG DAPAT MELIHAT YESUS

IMAN SEPERTI ANAK-ANAK



Belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian? (Matius 21:16)

Para pemimpin agama Yahudi berpandangan salah terhadap Yesus saat Dia mengendarai keledai masuk ke kota Yerusalem (Matius 21:15,16). Sebenarnya mereka tidak akan melakukan banyak kesalahan, jika mereka mau berusaha. Mereka memang tahu banyak tentang teologi, tetapi mereka sama sekali salah dalam mengenal siapa Yesus yang sebenarnya.

Anak-anaklah yang justru bersikap benar. Merekalah yang berseru di dalam Bait Allah, “Hosana bagi Anak Daud!” (ayat 15). Mereka percaya bahwa Pribadi yang mengendarai keledai betina tak bercacat itu adalah Anak Daud yang dijanjikan. Mereka menggenapi nubuat dalam Mazmur 8:3 dengan memuji Sang Anak Domba yang akan mati bagi dosa-dosa dunia. Anak-anaklah yang menyambut kehadiran-Nya dengan sukacita penuh meskipun mereka mungkin tidak benar-benar mengerti akan misi Yesus untuk menebus seluruh umat manusia.

Ada pelajaran penting tentang iman yang dapat kita petik dari anak-anak. Melalui keterbukaan dan kepolosan mereka, mudah bagi mereka untuk memercayai Pribadi yang dengan karakter murni-Nya telah menyentuh perasaan dalam hati mereka yang lembut.

Sebagai orang dewasa, kita mengira bahwa kita telah mengetahui banyak hal. Kita berusaha menjadi begitu dewasa, benar, dan religius. Namun, saya bertanya-tanya dalam hati, apakah kita akan mengenali Sang Juruselamat apabila Dia berjalan di antara kita sembari mengadakan berbagai mukjizat yang pernah dilakukan-Nya pada masa yang silam.

Ya Tuhan, berilah kami iman seperti anak-anak

DIAMPUNI CUMA-CUMA


DIAMPUNI CUMA-CUMA

Apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain,
sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian
Kolose 3:13)

Apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian (Kolose 3:13. Penelitian sejumlah psikolog menunjukkan bahwa yang membuat orang bahagia bukanlah kekayaan berlimpah, melainkan persahabatan dan pengampunan. Marilyn Elisa mengomentari temuan ini dalam USA Today, "Orang yang paling bahagia dikelilingi saudara dan teman-teman, tidak punya masalah dengan tetangga, sibuk dengan kegiatan sehari-hari, dan yang terpenting, MUDAH MENGAMPUNI."

Christopher Peterson, psikolog dari Universitas Michigan mengatakan bahwa kemampuan untuk mengampuni orang lain merupakan karakter yang sangat berkaitan dengan kebahagiaan. Ia menyebutnya "ratu semua kebajikan, dan mungkin yang paling sulit dicapai".

Jiwa yang tidak mau mengampuni acap kali merupakan benteng emosi terakhir yang kita pasrahkan dalam kuasa Tuhan. Walaupun kita adalah orang kristiani, kita mungkin menyimpan kemarahan dan kepahitan, merasa bahwa setiap orang yang berbuat salah kepada kita harus menderita karena kejahatan mereka. Namun, apabila kita menyadari bahwa Tuhan telah banyak mengampuni kita, maka kita wajib meneruskan belas kasih tersebut kepada sesama.

Alkitab menyarankan kita untuk mengenakan "belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran, ... sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian" (Kolose 3:12,13).
Mengampuni adalah perintah TUHAN bagi kita dan merupakan bagian dari hidup yang penuh kasih, damai, syukur, dan pujian (ayat 14-16). Sebagaimana kita telah diampuni dengan cuma-cuma, maka hendaklah kita juga melakukannya kepada sesama.

INIKAH SAAT UNTUK BERDOA? Filipi 4:1-7



Tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada TUHAN dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur
(Filipi 4:6)

Saat menghadapi cobaan, banyak orang sering memutuskan untuk menjadikan doa sebagai usaha terakhir. Saya mengenal seorang lelaki yang sedang berjuang mati-matian melawan kanser. Ketika orang-orang melihat kanker itu berangsur-angsur memperburuk tubuh dan gaya hidupnya, seseorang berkata, "Ya, mereka telah mencoba segalanya. Saya kira inilah saatnya untuk mulai berdoa."

Seorang insan lain sedang menghadapi masa-masa yang sangat sulit dalam pekerjaan. Itu merupakan krisis besar yang sangat berpengaruh terhadap dirinya dan masa depan perusahaannya. Ia tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya ia berkata, "Saya telah mencoba segala yang saya ketahui untuk keluar dari situasi ini, tetapi tak ada yang berhasil. Ini saatnya untuk mulai berdoa."

Dalam kedua contoh di atas, doa telah dipandang sebagai jalan keluar terakhir untuk mengatasi masalah. Hanya setelah pilihan-pilihan lain tersisihkan, maka orang mengambil keputusan untuk berdoa. Doa akhirnya menjadi usaha terakhir ketika sudah tidak ada jalan lain.

Doa seharusnya merupakan tindakan pertama yang kita lakukan, bukannya tempat pelarian terakhir. Tuhan menjawab doa, dan Dia ingin agar kita senantiasa datang kepada-Nya dengan membawa seluruh kebutuhan kita (1Tesalonika 5:17). Alkitab mengatakan kepada kita "janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada TUHAN dalam doa" (Filipi 4:6). Jadi, jangan menunggu lagi. Setiap waktu adalah saat yang tepat untuk berdoa.

DOA HENDAKNYA MERUPAKAN LANGKAH AWAL
BUKANNYA TEMPAT PELARIAN TERAKHIR KITA

PERAWATAN HATI


PERAWATAN HATI

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan
(Amsal 4:23)

Jika Anda berusia di atas 40 tahun, itu artinya jantung Anda telah berdetak lebih dari 1,5 miliar kali. Saya sadar bahwa ketika jantung saya berhenti berdetak, sudah sangat terlambat bagi saya untuk mengubah gaya hidup. Jadi, saya berusaha mengontrol berat badan saya, berolahraga, dan memerhatikan tidak hanya apa yang saya makan, tetapi juga apa yang mengganggu pikiran saya.
Hal terakhir ini berhubungan dengan organ penting lain yang disebut “hati”, yaitu hati rohani kita. Hati kita juga berdenyut jutaan kali karena pemikiran, kasih sayang, dan berbagai pilihan. Di dalam hati, kita memutuskan bagaimana kita akan berbicara, bersikap, dan menanggapi keadaan lingkungan (Amsal 4:23). Apakah kita akan memercayai Tuhan dan memilih untuk menjadi ramah, sabar, dan penuh kasih? Atau apakah kita akan menyerah pada kesombongan, ketamakan, dan kepahitan?
Bacaan Kitab Suci hari ini menekankan pentingnya memelihara hati kita. Apakah kita tetap sehat secara rohani?
Berat: Apakah kita perlu mengurangi beban dan pemikiran yang tidak perlu?
Denyut: Apakah kita mempertahankan ketetapan irama ucapan syukur dan pujian?
Tekanan darah: Apakah kepercayaan kita lebih besar daripada kecemasan kita?
Diet: Apakah kita menikmati gizi firman Tuhan yang memberikan kehidupan?...... Sudahkah Anda memeriksa hati Anda akhir-akhir ini?

AGAR SELALU SEHAT SECARA ROHANI
MINTALAH NASIHAT DARI TABIB YANG AGUNG

QUALITY PRAYER


QUALITY PRAYER
Matthew 6:7, "But when ye pray, use not vain repetitions, as the heathen [do]: for they think that they shall be heard for their much speaking."
MATTHEW 6:5-8

Some of the most effective prayers are the shortest prayers. Jesus said, "Peace, be still," and the wind and the waves ceased (Mk. 4:39). He said, "Lazarus, come forth," and Lazarus came back from the dead (Jn. 11:43-44).

Today, there is a new emphasis on the quantity of prayer instead of the quality of prayer. Jesus never advocated long prayers, and there are only a few instances where Jesus prayed long prayers. This is not to say that communion with God is not important. It certainly is, but formal prayer is only one part of our communion with the Lord.

Psalm 5:1-2 uses the words "prayer" and "meditation" interchangeably. Therefore, communing with God through keeping your mind stayed on the things of the Lord is also prayer. There are also times in prayer when we need to be still and know that God is God (Ps. 46:10).

Many times we ask the Lord to speak to us, but He can't get a word in "edge-wise." We're doing all the talking.

KEBAIKAN TAK TERDUGA


KEBAIKAN TAK TERDUGA

Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!
(Roma 12:20)

Seorang utusan Injil sedang mengajarkan kebaikan kepada sekelas gadis-gadis kecil. Ia menceritakan kepada mereka tentang Yesus yang mengatakan bahwa seseorang yang memberikan secangkir air di dalam nama-Nya “tidak akan kehilangan upahnya” (Markus 9:41).
Hari berikutnya, utusan Injil itu mengamati sekelompok laki-laki yang tampak letih berjalan menuju alun-alun. Mereka menurunkan ransel mereka yang berat, dan duduk untuk beristirahat sejenak. Beberapa menit kemudian, tampaklah beberapa gadis kecil yang dengan malu-malu mendekati orang-orang yang terkejut itu dan memberi mereka semua minum. Kemudian mereka lari menghampiri si utusan Injil. “Guru!” teriak mereka, “kami memberi orang-orang itu minuman dalam nama Yesus.”Walaupun Markus 9:41 terutama diterapkan untuk menunjukkan kebaikan kepada orang-orang yang percaya di dalam Kristus, kita tahu bahwa kita harus “berbuat baik kepada semua orang” (Galatia 6:10) dan bahkan memberi musuh kita minum (Roma 12:20).
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Daud mempunyai kesempatan untuk membalas dendam kepada Raja Saul (1 Samuel 26:9). Tetapi karena Daud menyembah Allah, ia menunjukkan kebaikan kepada raja itu.
Menunjukkan kebaikan yang tak terduga kepada orang asing atau musuh kita memang tidak selalu akan mengubah hati mereka. Namun cepat atau lambat, seseorang akan bertanya-tanya mengapa kita berbuat kebaikan, dan kita akan memiliki kesempatan untuk menceritakan Tuhan kita yang baik, bahkan terhadap para musuh-Nya (Roma 5:10)


SATU PERBUATAN BAIK MENGAJARKAN LEBIH BANYAK
TENTANG KASIH ALLAH DARIPADA BANYAK NASIHAT

PEMENANG...


Rom 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Tuhan aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Tuhan: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Rom 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Bapa syurgawi dan yang sempurna.


Umat Pemenang – mempersembahkan dirimu sebagai;
1) Persembahan yang hidup (living sacrifice)
2) Persembahan yang kudus (holy sacrifice)
3) Persembahan yang berkenaan (acceptable sacrifice) dan inilah ibadah yang sejati.

BAGAIMANAKAH ini boleh terjadi?

1) Janganlah kamu menjadi serupa dunia (do not be conformed to this world)
2) TETAPI berubahlah oleh pembaharuan budimu. (but be transformed by the renewing of your mind)

Sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Tuhan;
1) Apa yang baik
2) Apa yang berkenaan
3) Yang sempurna.

Akhirnya, percaya bahawa diri kita adalah PEMENANG.

Roma 8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.

GOD LOOKS FOR AVAILABILITY


Luke 2:24, "And to offer a sacrifice according to that which is said in the law of the Lord, A pair of turtledoves, or two young pigeons."


The Old Testament passage being quoted is from Lev. 12:6-8. There the Lord commanded a lamb and a young pigeon or a turtledove as the prescribed sacrifice. If the woman was unable to offer a lamb, then two young pigeons or two turtledoves were acceptable. Mary would not have offered the lesser offering if it had been in her power to provide the lamb.

This reveals that Joseph and Mary were not well off financially, yet the Lord chose them to be the earthly parents of His only begotten Son.

The Lord doesn't choose the way man chooses. Man looks on the outward appearance but God looks on the heart (1 Sam. 16:7).

Mary and Joseph were chosen when they were without: without fame, without position, without money. God entrusted the most precious gift He had to a couple who would surely have been overlooked if men had been conducting the search.

God isn't looking for ability, but rather availability. D. L. Moody once heard a preacher say, "The world has never seen what God can do with one man who is totally yielded to Him." In response, D. L. said, "By the grace of God, I'll be that man." This uneducated man went on to shake three continents for God.

God will choose you too, if you'll make yourself available to Him (1 Cor. 1:26-28).

Selamat datang ke Berkat2u.blogspot.com

Shalom semua yang dikasihi Tuhan Syurgawi.

Pada laman blog ini, kita akan sama-sama berkongsi berita baik yang Tuhan Jesus telah janjikan kepada kita yang percaya. Dari situ kita akan sama-sama bertumbuh dan berbuah di dalam Dia. Salam Damai BERKAT2U.blogspot.com.

Lapangkan diri saudara/i seiman melawati ke Blog BERKAT2u.

+ Terima-kasih

Popular Posts