Kemurahan dan kehidupan dalam kerajaan Allah

Shalom semua. Pada saat saya menulis waktu ini (28 Feb 2015), saya baru selesai mengajar firman Tuhan di dalam satu kelas pemuridan. Dua topik yang saya ajar iaitu kemurahan Allah dan Kehidupan dalam kerajaan Allah.

Saya bersyukur kerana walaupun topik pada anggapan saya ringan sahaja namun demikian ternyata tanggapan saya silap, diskusi dan pertanyaan rohani sangat menarik sehingga berlangsung lebih daripada masa yang ditetapkan.

Saya mulakan topik kemurahan ini dengan membawa mereka kepada satu kunci utama iaitu segala-galanya bermula daripada kemurahan hati Tuhan. Daripada kisah kain dan habel di dalam kejadian 4, Tuhan berkenan kepada persembahan yang murni daripada habel.

Saya juga menyentuh ayat di dalam Maleakhi 3:10 yang selalu diguna pakai dalam menerangkan hal-hal pemberian. Orang Isreal pada zaman Maleakhi iaitu merupakan zaman  setelah zaman pembuangan orang Isreal. Latar belakang dari kitab Maleakhi ini merupakan lanjutan dari masa Zakharia dan Hagai di mana orang-orang Yahudi telah membangun kembali bait suci mereka. Namun demikian, Maleakhi sangat kecewa kerana dengan sikap orang Isreal setelah kembali dari pembuangan menceritakan mengenai kemurtadan Israel. Sikap ini ditunjukkan dalam persembahan Israel di mana bangsa Israel tidak menyerahkan persepuluhan atau persembahan sebagaimana semestinya. Hal ini berarti bahwa Israel telah merampas apa yang menjadi milik Allah. Jadi, Maleakhi menulis pada petikan 3:10 menyeru supaya orang Isreal pada ketika itu supaya bertobat dalam hal-hal pemberian.

Dalam perjanjian baru, saya menyentuh dalam situasi rasul Paulus tentang pemberian jemaat Tuhan di Filipi yang mendukung dan membantu pelayanan Paulus (Filipi 4:10-20). Walaupun tidak dinyatakan secara jumlah pemberian di dalam Perjanjian Baru namun umumnya pada hikmat saya semakin kita mengalami kasih karunia Tuhan, semakin kita giat memberi, semakin hati kita bersukacita dalam pemberian kepada Tuhan.

Didalam topik kedua iaitu kehidupan kerajaan Allah saya mulakan dengan membawa diskusi mengenai kehidupan kita orang-orang percaya sekarang samaada kita masih mengamalkan gaya hidup menurut hukum taurat atau kita hidup dalam kasih karunia Tuhan. Di dalam Matius 5:17  "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Sesiapa yang masih hidup menurut hukum taurat ternyata mereka menghina kematian Kristus, menghina pergorbanan Kristus di kayu salib oleh kerana Yesus Kristus adalah kegenapan hukum taurat. Kita hidup dalam kasih karunia Tuhan bukan juga menjadi alasan kepada kita untuk berbuat dosa. Semakin kita memiliki kasih karunia Tuhan, hidup kita semakin hari, harus semakin membenci dosa.

Kehidupan dalam kerajaan Allah harus memberikan teladan, sikap dan karektor serupa dengan Kristus (Filipi 2). Ketundukan kepada Allah, berhati hamba dan memiliki kasih seperti mana Tuhan mengasihi kita semua.

Di akhir diskusi dalam pembelajaran tersebut, orang-orang percaya harus bangkit mempertahankan iman dan kedaulatan Allah bagi menyatakan kemuliaan Tuhan. Tidak boleh lagi terusan bersikap pasif dan berdiam diri dalam menangani isu-isu yang mendepani orang-orang percaya.

Segala puji dan hormat hanya bagi Yesus Kristus selama-lamaya.



No comments:

Post a Comment

Popular Posts